Masalah Umum pada WIKA Water Heater dan Cara Mengatasinya

Penyebab Umum Masalah pada WIKA Water Heater

Sebagai produk unggulan pemanas air di Indonesia, WIKA Water Heater dikenal dengan kualitas dan daya tahannya.

Namun, dalam penggunaan jangka panjang, tetap ada kemungkinan muncul masalah teknis yang umum terjadi.

Memahami penyebabnya dapat membantu pengguna dalam melakukan perawatan dan penanganan yang tepat.

Salah satu penyebab paling umum adalah endapan kerak pada elemen pemanas.

Air yang mengandung mineral tinggi seperti kalsium dan magnesium cenderung meninggalkan residu pada elemen pemanas.

Jika tidak dibersihkan secara berkala, kerak ini akan menumpuk dan menghambat proses pemanasan, sehingga air tidak bisa mencapai suhu optimal.

Sensor suhu yang tidak akurat juga sering menjadi masalah.

Sensor yang rusak atau tertutup kerak akan mengirimkan data yang salah ke sistem, membuat air menjadi terlalu panas atau tidak panas sama sekali.

Selain itu, tekanan air yang tidak stabil turut memengaruhi kinerja unit.

Tekanan yang terlalu rendah bisa menghambat aliran air panas, sedangkan tekanan terlalu tinggi bisa menyebabkan sistem overheat.

Masalah lain yang juga sering ditemui adalah kerusakan pada katup pengaman atau safety valve.

Katup ini berfungsi untuk menjaga tekanan tetap stabil dalam tangki.

Bila rusak atau macet, tekanan dalam tangki bisa meningkat dan membahayakan pengguna.

Tak kalah penting, kesalahan instalasi awal oleh teknisi yang kurang berpengalaman bisa menyebabkan aliran air tidak lancar, suara mendengung, atau bahkan kerusakan sistem internal.

Terakhir, korsleting atau gangguan pada sistem listrik internal juga bisa menjadi sumber masalah.

Umumnya terjadi akibat komponen yang aus, kabel yang longgar, atau kelembaban yang masuk ke panel kontrol.

promo wika water heater

Solusi untuk Mengatasi Masalah Umum pada WIKA Water Heater

Menghadapi berbagai masalah di atas, langkah pencegahan dan perbaikan bisa dilakukan dengan cara yang tepat.

Misalnya, untuk mengatasi kerak pada elemen pemanas, sebaiknya lakukan pembersihan atau descaling setiap 6 bulan.

Ini bisa dilakukan sendiri atau dengan bantuan teknisi resmi WIKA.

Jika suhu air terasa tidak sesuai, pengguna bisa memeriksa dan mengkalibrasi sensor suhu menggunakan alat ukur suhu, atau menggantinya jika memang rusak.

Untuk menjaga tekanan air tetap stabil, disarankan memasang pressure valve atau pompa booster.

Pemeriksaan rutin pada katup pengaman juga penting.

Jika katup macet atau berkarat, sebaiknya segera diganti.

Untuk instalasi, pastikan hanya dilakukan oleh teknisi resmi yang memahami standar produk WIKA agar tidak menimbulkan masalah dalam jangka panjang.

Terakhir, jika mencium bau hangus atau perangkat tiba-tiba mati, matikan aliran listrik dan hubungi teknisi profesional untuk mengecek kemungkinan korsleting.

Dengan mengenali dan memahami berbagai masalah umum pada WIKA Water Heater beserta solusinya, pengguna dapat menjaga performa pemanas air tetap optimal dan menghindari kerusakan yang lebih besar di kemudian hari.

Cara Mengatasi WIKA Water Heater Tidak Panas dengan Tepat dan Aman

Penyebab Umum WIKA Water Heater Tidak Mengeluarkan Air Panas

Permasalahan WIKA Water Heater yang tidak mengeluarkan air panas bisa dialami oleh siapa saja.

Masalah ini dapat bersumber dari berbagai komponen penting yang mengalami gangguan atau kerusakan.

Salah satu penyebab paling umum adalah kerusakan pada elemen pemanas.

Komponen ini bertugas mengubah energi listrik atau panas matahari menjadi panas yang kemudian disalurkan ke air.

Jika elemen ini rusak, maka proses pemanasan air otomatis tidak akan terjadi.

Selain itu, kerusakan pada thermostat juga bisa menjadi penyebab utama.

Thermostat berfungsi sebagai pengatur suhu.

Bila komponen ini tidak bekerja dengan baik, maka suhu air tidak akan bisa naik sesuai dengan pengaturan.

Terkadang, thermostat menjadi aus akibat penggunaan jangka panjang atau terkena suhu ekstrem.

Penyebab lainnya adalah penumpukan kerak atau kotoran di dalam tangki atau pada elemen pemanas.

Endapan ini bisa berasal dari air tanah yang mengandung mineral tinggi.

Kerak yang menumpuk dapat menghambat transfer panas sehingga meski sistem menyala, air tidak menjadi panas.

Untuk tipe solar water heater, panel surya yang tidak mendapatkan cukup sinar matahari juga berpengaruh besar.

Panel yang tertutup debu, bayangan pohon, atau posisi yang kurang tepat bisa menyebabkan air tidak memanas dengan sempurna.

Gangguan pada kabel listrik, saklar, atau sambungan kelistrikan juga perlu diperiksa secara berkala karena sering menjadi penyebab sistem tidak bekerja optimal.

promo wika water heater

Langkah-Langkah Mengatasi WIKA Water Heater Tidak Panas

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa sambungan listrik pada WIKA Water Heater.

Pastikan MCB tidak dalam posisi turun, kabel terhubung dengan baik, dan tidak ada kerusakan pada saklar.

Jika semuanya normal, periksa apakah indikator pemanas menyala.

Jika tidak, kemungkinan besar terdapat kerusakan pada elemen pemanas atau thermostat.

Jika menggunakan WIKA Water Heater tipe listrik, coba nyalakan unit selama beberapa menit lalu rasakan apakah air mulai hangat.

Bila tidak ada perubahan suhu, langkah terbaik adalah memanggil teknisi untuk memeriksa dan mengganti elemen pemanas atau thermostat yang rusak.

Untuk tipe solar water heater, pastikan panel surya terpasang menghadap ke arah matahari secara langsung dan bebas dari kotoran.

Bersihkan permukaan panel secara berkala agar penyerapannya maksimal.

Selain itu, pastikan saluran air tidak tersumbat oleh kerak atau kotoran yang bisa menghambat aliran air panas.

Langkah tambahan yang bisa dilakukan adalah menguras tangki secara berkala.

Ini penting untuk menghindari penumpukan kerak yang menghambat proses pemanasan.

Gunakan air bersih dan bersuhu rendah saat proses pembersihan untuk menjaga keawetan komponen di dalam tangki.

Jika semua langkah telah dilakukan dan water heater tetap tidak panas, sebaiknya hubungi layanan teknisi resmi WIKA.

Hindari membongkar komponen internal sendiri tanpa keahlian karena bisa berbahaya dan merusak unit secara permanen.